JEPARA - Kepolisian Resor (Polres) Jepara mulai menerjunkan personel
untuk mengamankan sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU),
kemarin. Itu dilakukan jelang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) yang sudah diputuskan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Setiap
SPBU di Bumi Kartini akan dijaga dua personel Polri dan satu personel
TNI.
Jumlah SPBU yang mendapat penjagaan 18 buah yang tersebar dari utara
hingga selatan. Selain itu, ada juga stasiun pengisian bahan bakar
nelayan (SPBN) yang berada di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Kota dan
Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung. Pengamanan telah mulai, meski belum
ada kepastian waktu mengenai kapan BBM naik.
"Jelang kenaikan BBM ini, penjagaan yang dilakukan selain untuk
mengamankan SPBU juga untuk mengantisipasi ada pihak-pihak yang ingin
menimbun bahan bakar," tandas Kapolres Jepara AKBP M Taslim Chairuddin
melalui Kabag Ops Kompol Budi Hartanto, kemarin.
Selain menempatkan petugas secara begantian, juga akan ditopang
dengan patroli. Budi Hartanto menekankan, pihaknya kemarin telah
berpatroli dengan tiga tim. Tiga tim itu berpencar ke area utara,
tengah, dan selatan. "Dari patroli itu kalau ada pengamanan SPBU perlu
ditambah bisa secepatnya dilakukan," tandas Budi Hartanto yang
didampingi Kasubag Humas AKP Usman Jumaidi.
Tentang waktu pengamanan, Budi Hartanto menyebutkan, mulai kemarin
hingga waktu yang tidak ditentukan. Pengamanan berakhir kalau memang
dinilai tidak ada gejolak. "Kami tidak membatasi waktu pengamanan.
Pengamanan terus dilakukan termasuk di Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). Kami bersyukur kondisi di Jepara tetap konfusif," ungkapnya.
Pasokan Lancar
Terkait dengan penyelundupan, Budi Hartanto menegaskan, akan terus
memantau. Pembelian dalam jumlah banyak tidak bisa sembarangan.
"Pembelian dengan jerigen oleh pengecer itu tentu dalam jumlah banyak.
Kalau pengecer harus memiliki izin dari pihak kepolisian dan instansi
terkait," tandasnya.
Tentang indikasi penyelundupan BBM lewat perairan Jepara, Budi
Hartanto menekankan, kemungkinan kecil. Sebab, tidak ada kapal-kapal
besar yang beroperasi di Jepara. Jepara tidak menjadi lalu lintas atau
bongkar muat kapal-kapal tongkang yang bisa memuat BBM dalam jumlah
ribuan liter.
"Pantai Jepara ini kebanyakan disinggahi kapal-kapal pesiar dan kapal
nelayan. Untuk saat ini, kondisi aman dan wajar. Antrean juga tak
sampai membuat kemacetan," tuturnya.
Sementara itu, Nano, pengelola SPBU Kecamatan Kota, Jepara, menekankan, pasokan BBM di tempatnya lancar. Untuk Premium, per hari mendapat kiriman 16 ton. Adapun solar dapat pasokan delapan ton per hari. "Pasokan masih lancar. Kalau ada SPBU yang kosong, itu karena ada keterlambatan,íí ucapnya.
Sementara itu, Nano, pengelola SPBU Kecamatan Kota, Jepara, menekankan, pasokan BBM di tempatnya lancar. Untuk Premium, per hari mendapat kiriman 16 ton. Adapun solar dapat pasokan delapan ton per hari. "Pasokan masih lancar. Kalau ada SPBU yang kosong, itu karena ada keterlambatan,íí ucapnya.
Mengenai harga Pertamax, Nano menyebutkan, saat ini Rp 9.700 per
liter. Dia menegaskan, kalau jarak harga Premium dan Pertamax tidak
terlalu jauh bisa diharapkan pembeli bisa meningkat.
"Penjualan Pertamax yang berjalan dalam tiga pekan hanya menghabiskan delapan ton," imbuhnya. (H75-57,47)
"Penjualan Pertamax yang berjalan dalam tiga pekan hanya menghabiskan delapan ton," imbuhnya. (H75-57,47)
Sumber : suaramerdeka.com
Foto : citraislam.com