JEPARA - Pelatih Persijap Agus Yuwono mengatakan, kekalahan 1-2 Persijap
saat menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara
dalam Kompetisi Indonesia Premier League, Senin (9/4) malam, akibat
kelengahan.
’’Inilah masalah yang sering kami alami. Pemain
lengah setelah melakukan serangan. Begitu lawan melakukan serangan
balik, jadi malapetaka,’’ ujar Agus, kemarin. Dari sisi permainan, Agus
menilai cukup berimbang. Pada babak pertama terjadi barter serangan.
Gawang Persijap yang dijaga Danang Wihatmoko bobol pada injury time
sebelum turun minum lewat sontekan kaki Rahmat. Pada awal babak kedua,
Rahmat menggandakan keunggulan setelah meliuk-liuk melewati tiga pemain
Persijap.
Gol Jose Sebastian pada menit ke-57 memberikan harapan
bagi kebangkitan Persijap. Namun, berbagai serangan tidak membuahkan
gol. Setelah tertinggal 0-2, Agus Yuwono melakukan banyak perubahan,
juga setelah gol balasan Jose Sebastian. Tentang pergantian dan kocok
posisi pemain pada babak kedua, Agus menyatakan itu bersifat sangat
situasional. Setelah dua striker Persijap Noor Hadi dan Julio Lopez
ditarik keluar, Agus Yuwono memindahkan Banaken Basoken dari posisi
pemain belakang menjadi striker.
’’Pemain belakang PSM
tinggi-tinggi. Dengan menempatkan Banaken yang berpostur tinggi, kami
berharap dia bisa mengatasi lawan,’’ tutur Agus. Namun ternyata taktik
itu tidak membuahkan hasil. Sebab, walau berpostur tinggi, Banaken kalah
gesit dari pemain belakang PSM. Berkali-kali umpan panjang Persijap ke
arah Banaken hilang dan sesekali justru menghasilkan serangan balik dari
kubu lawan.
Gagal Revans
Karena
Noorhadi ditarik keluar, tak lagi terlihat gerakan-gerakan cepat di
barisan pertahanan PSM. Dalam laga itu, Noorhadi memiliki tiga peluang
emas, namun berhasil digagalkan Denny Marcel, kiper PSM. Hingga
pertandingan usai, Persijap gagal revans atas kekalahan tiga gol tanpa
balas pada putaran pertama di Makassar tiga pekan lalu.
CEO
Persijap Adjie Darmana mengapresiasi permainan Persijap. Kekalahan itu,
selain faktor kurang beruntung, juga tak lepas karena kepemimpinan
wasit. Menurutnya, banyak keputusan wasit yang merugikan Persijap.
Ketika terjadi kontak pemain di lapangan, banyak keputusan yang seharus
memberikan keuntungan bagi Persijap, tapi tidak diberikan.
Media
Officer Persijap Sulismanto mengatakan, setelah laga melawan PSM,
Persijap dijamu Persik Kediri di laga leg pertama Piala Indonesia pada
25 April dan leg kedua di Jepara pada 1 Mei.