Kredibilitas Wasit
Namun terlepas dari hal itu, tentu para PersijapLovers setuju jika kredibilitas wasit sang pengadil lapangan patut dipertanyakan. Beberapa keputusan yang jelas sangat merugikan Laskar Kalinyamat terjadi. Wasit cenderung berpihak pada tim tamu tanpa mengedepankan fair play dan sportivitas. Tendangan gawang PSM Makasar di menit 78 mestinya mutlak menjadi tendangan sudut Persijap. Demikian halnya keputusan offside di menit 83 di mana jelas-jelas posisi pemain Persijap berada di belakang pemain PSM, dan asisten wasit pun yang berpandangan sejajar juga dapat dipastikan melihat jelas hal itu, namun justru mengangkat tinggi benderanya menandakan offside, seolah ia tak rela PSM kemasukan gol dari hal itu. Jika terus dibiarkan, maka kerugian yang sangat besar akan terus dialami Persijap. Untuk itu, kiranya perlu manajemen menindaklanjuti hal ini.
Ambisius
Di luar keputusan wasit yang demikian, jika kita lihat pertandingan tadi malam, statistik permainan Anam Syahrul dkk sebenarnya tak terlalu buruk. Hanya saja ambisius dari beberapa pemain untuk menciptakan gol masih kental di pertandingan itu. Beberapa peluang manis yang didapatkan mestinya akan berbuah gol jika kerja sama antarpemain diutamakan. Tapi sayang, karena keambisiusan itulah akhirnya peluang-peluang itu menjadi sia-sia.
Evaluasi Pelatih
Strategi dan pilihan pemain oleh pelatih Agus Yuwono pun selama ini rasanya hampir tak ada gaungnya. Entah apa yang ada di pikirannya ketika ia dipercaya menangani Persijap yang justru mengubah Persijap menjadi tim yang tak segagah julukannya, tak segarang kharisma bala tentara yang memerdekakan Jepara. Rasanya tak salah jika evaluasi kepemimpinan AY perlu dilakukan demi kebaikan Persijap, daripada berlama-lama menyakiti hati Persijap Lovers seantero Bumi Kartini.
Rindu Persijap Dulu
Melihat kondisi Persijap dua musim terakhir, rasanya para PersijapLovers setuju dengan saya, yakni rindu Persijap yang dulu, ketika ada sang legenda Evaldo Silva, Pablo Frances, Amarildo Souza, Arnaldo Vilalba, Phaiton Thiabma, Dony F. Siregar, rindu ketika ada Yudi Suryata atau dan sejumlah nama lainnya. Waktu itu, kalaupun Persijap kalah, namun rasanya kekalahan itu tak terlalu menyakitkan seperti sekarang, sebab diimbangi dengan permainan cantik, perlawanan yang mengagumkan, aksi-aksi memukau Pablo yang mencengangkan dan sejumlah hal lain yang membanggakan. Namun lain lubuk lain belalang, lain dulu lain sekarang. Yang jelas Persijap harus ditata ulang agar tetap menjadi tim yang dirindukan, yang disegani lawan, bukan ladang gol dan bulan-bulanan.