Menurut Sujarot, hutan pantai bisa menjadi penahan angin dari laut menuju daratan. Ketika angin dari laut bisa ditahan, bisa mengurangi interupsi air laut yang menyebabkan abrasi. “Hutan pantai juga akan mengurangi gelombang laut sehingga diharapkan abrasi akan berkurang,” jelasnya.
Menurutnya, beberapa daerah yang membutuhkan hutan pantai adalah Clering, Ujungwatum Teluk Awur, dan Semat. Selain itu, secara umum seluruh pantai di Jepara juga perlu ditanami pohon. Penanaman hutan pantai, kata Sujarot, berbeda dengan penanaman mangrove yang berada di air.
“Hutan pantai tetap di darat dengan jarak tertentu. Soal berapa banyak pohon yang ditanam, itu menyesuaikan dengan lapisannya, semakin banyak tentu akan semakin baik. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan Undip yang berada di Pantai Teluk Awur untuk penanaman pohon,” ucap Sujarot.
Kerja Sama
Sujarot menuturkan, dalam mewujudkan hutan pantai perlu kerja sama dengan pihak lain sehingga perawatan pohon yang sudah ditanam bisa maksimal. Selain merangkul Undip, Dishutbun juga berharap bisa menggandeng pemerintahan desa yang memiliki pantai untuk peduli.
“Soal anggaran pengadaan bibit akan kami upayakan dari kabupaten, provinsi, dan pusat. Kemudian nanti perawatan oleh pihak lain bisa denga masyarakat sehingga muncul spot-spot hutan pantai,” tandas Sujarot.
Disinggung soal daerah mana yang paling perlu diprioritaskan, Sujarot menunjuk Kecamatan Kedung. Dia berharap partisipasi masyarakat untuk bisa melakukan penanaman pohon di pinggir-pinggir pantai agar abrasi tak semakin parah.
“Di Kecamatan Kedung itu sudah ada wilayah desa yang hilang karena abrasi. Saat ini juga abrasi mulai menimpa lahan tambak garam,” tuturnya.
Disinggung soal jenis tanaman, menurutnya, tak semua pohon mampu bertahan di pantai. (H75-60)
Sumber : Suaramerdeka.com