Home » , » Persiapan Lahan Garam Bisa Dipercepat

Persiapan Lahan Garam Bisa Dipercepat

JEPARA - Proses produksi petani garam di Kecamatan Kedung, Jepara mundur dua bulan karena masih adanya hujan. Seiring dengan mulai berkurang curah hujan, petani garam mulai produksi dengan persiapan lahan. Agar hasil panen bisa maksimal proses persiapan lahan bisa dipercepat dengan pemanfaatan teknologi.

"Persiapan lahan adalah dengan memadatkan tanah agar tidak gembur, sehingga proses pengkristalan garam bisa maksimal. Pemadatan itu bisa memakan waktu sebulan kalau dengan manual. Tapi, kalau sudah dengan teknologi hanya perlu waktu setengah bulan," ucap Sohib, petani garam dari Kelompok Sumber Barokah Surodadi Kedung, kemarin.
Dengan waktu lebih cepat, lanjut Sohib, proses produksi dapat maksimal walau mundur waktu memulainya. Teknologi yang digunakan adalah dengan mesin stoom wals. ííSaya membeli mesin itu seharga Rp 5,5 juta. Jadi, bisa lebih cepat untuk menyiapkan lahan kalau hujan sudah tidak lagi turun," katanya.

Menurut Sohib, pemanfaatan teknologi merupakan perhatian petani garam di Jepara pada tahun ini. Teknologi itu selain mendukung jumlah produksi juga untuk meningkatkan kualitas produksi. "Bantuan pemerintah di program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat( Pugar) memang lebih ditekankan pada kualitas produksi, sehingga harga garam bisa naik," tutur Sohib.

Harga Garam
Teknologi lain yang mendapat pemanfaatan petani adalah penggunaan terpal di lahan garam. Dengan cara itu, garam akan mengkristal lebih lama karena tak bersentuhan dengan tanah. "Dengan terpal garam yang dihasilkan lebih bersih. Tapi, petani harus mengeluarkan tambahan anggaran. Saya memasang satu petak dengan luas 12 x 28 meter itu dengan biaya Rp 9 juta. Menurut perkiraan, bisa tahan sampai lima tahun," urai Sohib.

Keuntungan pakai terpal selain meningkatkan kualitas, juga meningkatkan kuantitas. Sohib menyebutkan, bila lahan tanpa terpal memproduksi 12 ton, maka untuk lahan yang memakai terpal bisa menghasilkan 24 ton. "Kualitas dan kuantitas memang lebih baik. Tapi, memang ada biaya lebih. Itu bisa disokong dengan Pugar," ucapnya.

Terkait dengan stok garam, Sohib menekankan, saat ini masih ada 15.000 ton. Jumlah itu sudah semakin sedikit, sehingga berdampak pada harga jual. "Harganya sudah naik sekarang menjadi Rp 350-Rp 400. Naik Rp 50 hingga Rp 100 dibanding waktu-waktu sebelumnya," tuturnya.

Sementara itu, Sofuan, kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Jepara mengemukakan, jumlah produksi di Jepara sudah melimpah. Sekarang, pihaknya berkonsentrasi pada peningkatan kualitas.
"Kualitas garam itu terkait dengan kadar garam atau Natrium Clorida (NaCl). NaCL pada garam yang diproduksi petani Jepara masih sekitar 80%. (H75-57,88)

Sumber : suaramerdeka.com
Foto :  skalanews.com
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kartini NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger