JEPARA - Satuan Reserse Narkoba Polres Jepara menangkap dua tersangka
pengedar sabu-sabu dan dilakukan gelar perkara di Mapolres Jepara,
kemarin. Dua tersangka adalah Zanis Yahya (20), warga RT 8 RW 3, Desa
Troso, Kecamatan Pecangaan, Jepara dan Amal Priambodo (kanan), warga RT 4
RW 2, Kelurahan Janggalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Kapolres Jepara AKBP DR Bakharuddin melalui Kasat Resnarkoba AKP
Mahendra mengemukakan, dua tersangka itu ditangkap terpisah. Penangkapan
pertama dilakukan terhadap Zanis pada Kamis (8/3) sekitar pukul 21.15
di Jalan Raya Pecangaan-Bugel, Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Barang
bukti berupa empat paket sabu-sabu dengan berat total 0,39 gram.
"Awalnya kami mendapat informasi dari masyarakat, akan ada transaksi
di Jalan Raya Pecangaan-Bugel. Mendapat informasi itu kemudian kami
tindak lanjuti dengan memantau area tersebut," ujar Mahendra.
Dalam pemantauan tersebut, lanjutnya, ada seseorang dengan
gerak-gerik mencurigakan di pinggir jalan yang diketahui bernama Zanis.
Tersangka kemudian ditangkap dan digeledah. "Saat digeledah ada satu
paket sabu-sabu di saku kanan dan tiga paket ditemukan di dompetnya,"
ujar dia.
Mahendra mengemukakan, setelah penangkapan kemudian berlanjut dengan
interogasi terhadap Zanis dan munculah informasi barang tersebut dari
Amal Priambodo. Mendapatkan keterangan itu, Mahendra melakukan
pengembangan sehingga dapat menangkap Amal yang merupakan warga
Kabupaten Kudus. (H75-57)
Ribuan Hektare Sawah Terendam
KUDUS-Ribuan hektare lahan pertanian padi di Kecamatan Undaan hingga
kemarin masih tergenang. Sebagian sudah memasuki masa pembibitan pada
musim tanam (MT) II, namun ada pula belum mengawali sama sekali. Hal
tersebut disebabkan setelah panen MT I area yang ada masih terendam.
Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, salah satu lokasi yang masih
mengalami hal itu yakni di Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan. Di kawasan
tersebut, total lahan pertanian yang ada seluas 420 hektare masih
terendam.
’’Semuanya masih terendam sehingga belum dapat ditanami,’’ kata Kades Ngemplak, Safi’i, Jumat (16/3).
Genangan setinggi setengah meter hingga satu meter masih terjadi di
sawah warga. Pada panen MT I Januari 2011 lalu, juga dilakukan pada
kondisi seperti itu. Akibatnya, harga jual gabah juga turun.
’’Kalau kondisi normal keuntungan yang diperoleh petani mungkin dapat
mencapai Rp 20 juta per hektare, tetapi saat itu berkurang hingga 50
persen. Ironisnya, setelah itu genangan tidak juga surut hingga saat
sekarang,’’ ungkapnya.
Kondisi tersebut terjadi hampir setiap tahun. Salah satu penyebabnya,
yakni tidak lancarnya saluran pembuangan ke Juwana I (JU I). Saluran
tersebut diharapkan dapat membuang genangan pada sawah di Desa Ngemplak
serta sekitarnya ke Juwana.Karena belum lancar, air justru terjebak di
tempat tersebut. Banjir di sawah tidak hanya di Ngemplak, tapi beberapa
desa sekitar juga mengalami nasib serupa. Luasan lahan yang seperti itu
mencapai ribuan hektare. (H8-42)